Selasa, 02 Agustus 2011

Tips Sukses Menjadi Peternak Ayam Potong

Prospek bisnis ayam potong yang makin cerah membuat peternak ayam potong kian menuai untung besar. Salah satunya adalah Hendri Silvia, peternak ayam potong asal pesisir Pekanbaru.

Dalam satu bulan ia mampu meraup keuntungan antara Rp. 10 juta hingga Rp. 20 juta. Tentu sebuah angka yang cukup fantastis bukan? Usaha yang telah ditekuninya sejak empat tahun lalu itu kini telah berkembang dengan pesat. Namun usaha tersebut bukannya tanpa kendala sama sekali.

Ketika wabah flu burung merebak, usaha Hendri sempat terguncang karena harga ayam anjlok luar biasa. Beruntung kondisi ini tidak berlangsung lama. Hendri berusaha bangkit. Dan hasilnya, untung berlimpah berhasil diraihnya setiap bulan. Sekarang ia telah memiliki kandang dengan daya tampung yang cukup besar. Ada yang kapasitasnya mencapai 2500 ekor hingga 5000 ekor.

Bagi Anda yang ingin mengikuti sukses Hendri, tips berikut ini bisa Anda jadikan pertimbangan:

Pertama, persiapan pra panen. Awali dengan membuat jadwal panen untuk tiap kandangnya. Penjadwalan disesuaikan dengan berat ayam dan letak kandang. Ayam yang akan dipanen tidak boleh diberikan pakan secara penuh. Hal ini untuk mencegah agar pakan tidak tersisa berlebihan.  Jangan pula memberikan antibiotik, minimal 5 – 14 hari sebelum masa panen. Pemberian antibiotik bisa memacu kerja organ tubuh semakin berat sehingga ayam tidak mampu bertahan terhadap stress fisik yang berat. Untuk pemberian vitamin masih diperbolehkan.

Kedua, proses pemanenan. Ciri-ciri ayam yang siap panen antara lain lincah, muka cerah, sehat, warna bulu mengkilat, berdiri tegak dan kepala terangkat, berat badan sesuai standar, tidak terdengar suara ngorok, serta lubang anus bersih. Saat pemanenan upayakan agar tempat pakan dan minum digantung sehingga tidak tumpah saat ayam dipanen. Lakukan proses penyekatan ayam secara bertahap sehingga ayam yang telah ditangkap tidak lemas. Perhatikan pula saat menangkap ayam. Jangan berlaku kasar agar ayam tidak sampai memar, tulang sayap ataupun kaki patah, maupun ayam mati lemas karena stress. Untuk timbangan sebaiknya ditera dulu sehingga tingkat akurasinya tinggi. Hindari melakukan penimbangan pada jam 12 – 14 siang karena bisa menyebabkan ayam stress dan mati lemas. Catat semua hasil penimbangan dengan cermat. Bila perlu dilakukan cek ulang.

Ketiga, pasca panen. Hitunglah tingkat produktifitas ayam, meliputi total ayam, total berat ayam yang dijual, dan sisa pakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar