Jumat, 23 September 2011

Standarisasi Rumah Potong Ayam

Saat ini berbagai langkah positif untuk mendukung suksesnya swasembada daging telah dilakukan oleh banyak pihak. Antara lain melalui pengadaan bibit ternak unggul, stok pakan yang bermutu, perbaikan menejemen, termasuk standardisasi Rumah Potong Ayam (RPA). Standardisasi RPA sangat penting mengingat tingkat konsumsi daging ayam nasional sekarang ini didominasi oleh daging ayam. Melalui standardisasi RPA diharapkan daging ayam yang beredar di pasaran benar-benar aman dikonsumsi, halal, dan sekaligus bermutu.

Sebagian besar RPA yang ada di Indonesia saat ini belum memenuhi standar. Padahal keberadaan RPA merupakan salah satu titik kritis tempat penyebaran virus flu burung. Parahnya lagi dari 1,5 miliar ayam yang dipotong dalam tiap tahunnya hanya 300 juta ayam yang dipotong di RPA. Sisanya, yakni sekitar 1,2 miliar ayam dipotong di sembarang tempat. Selain tidak terjamin standar pemotongannya, pemotongan ayam di sembarang tempat juga bisa mencemari lingkungan. Fakta inilah yang berhasil diungkap oleh Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia.

Maraknya pemotongan ayam di sembarang tempat merupakan dampak minimnya ketersedian RPA. Saat ini jumlah RPA yang ada di Indonesia baru 50 unit saja. Padahal idealnya, RPA seharusnya tersedia di setiap pasar. Yakni mengambil lokasi yang berjauhan dengan pemukiman tetapi dekat dengan area pasar. RPA yang terstandar memiliki tempat penampungan ayam, tempat penyembelihan, area pembuangan limbah, serta pemisahan jerohan. RPA memang harus memenuhi sejumlah persyaratan. Di antaranya tidak berada di dalam kota yang padat penduduk, letaknya lebih rendah daripada pemukiman penduduk, tidak dekat dengan industri logam dan kimia, tidak berada di kawasan rawan banjir maupun area yang tercemar, dan memiliki luas lahan yang cukup.

Dengan demikian pemotongan ayam di RPA akan memenuhi standar kesehatan dan kualitas ayam pun dipastikan terjamin.  Sehingga ayam layak dikonsumsi dan terbebas dari penyakit. Berbeda halnya jika pemotongan dilakukan di luar RPA. Dari segi kesehatan sangat diragukan. Bisa jadi ayam sudah tercemar bakteri sehingga daging mudah rusak dan tidak tahan lama.

1 komentar: