Sabtu, 17 September 2011

Menengok Usaha Ayam Kampung

Usaha ayam kampung kini tidak bisa dipandang sebelah mata sebab usaha ini ternyata memberikan prospek yang sangat menjanjikan. Di lihat dari segmentasi pasar, permintaan daging ayam kampung semakin mendapat respon positif dari masyarakat bahkan menunjukkan tren kenaikan dari waktu ke waktu. Karakteristik konsumen daging ayam kampung memang berbeda dengan daging ayam potong. Konsumen daging ayam kampung umumnya berasal dari masyarakat dengan tingkat ekonomi yang baik. Hal ini seiring dengan gaya hidup masyarakat yang kini cenderung beralih ke bahan makanan organik sebagaimana daging ayam kampung yang tidak mengalami proses rekayasa genetika. Walhasil, harga daging ayam kampung memang cenderung lebih mahal bila dibandingkan dengan daging ayam potong.

 

Para peternah ayam kampung kini juga bisa bernafas lega. Pemerintah melalui Kementrian Pertanian sekarang ini sedang menyusun cetak biru pengembangan usaha ayam kampung. Dengan adanya cetak biru tersebut, pengusaha ayam kampung skala kecil, mikro, dan koperasi akan dilindungi pemerintah. Sebaliknya, peran investor besar akan dibatasi. Dengan adanya sistim proteksi tersebut diharapkan masyarakat pedesaan bisa semakin mengembangkan usaha ayam kampung lebih optimal lagi.

 

Dalam sepuluh tahun ke depan, pangsa pasar daging ayam kampung diharapkan mampu mencapai 25% dari total konsumsi daging ayam nasional yang sekarang ini baru terpenuhi sebesar 5,5% saja.  Artinya, akan terdapat pasokan ayam kampung sebesar 400 juta ekor per tahunnya. Sehingga bila estimasi harga ayam kampung per ekornya senilai Rp. 60 ribu, maka total perdagangan ayam kampung per tahun bisa mencapai Rp. 2,4 triliun. Angka ini tentunya sangat besar dan bisa dipastikan akan mampu menggerakkan roda perekonomian bagi masyarakat pedesaan.

 

Saat ini teknik beternak ayam model intensif memang masih minim. Yakni baru dikembangkan oleh 3.400 peternak saja. Masyarakat pedesaan cenderung mempertahankan teknik beternak ayam model tradisional (dibiarkan bebas di alam terbuka) sehingga keuntungan yang diraihnya pun juga belum optimal. Ke depan diharapkan akan ada 100.000 rumah tangga yang mulai beralih mengembangkan teknik beternak ayam model intensif. Dengan demikian, target untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat pedesaan dari usaha ayam kampung bisa segera tercapai.

2 komentar: